
Ilustrasi oleh Bisma Adhi Kurniawan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Indonesia (UII) merupakan kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan catur dharma UII dengan metode memberikan pengalaman belajar dan bekerja di masyarakat dengan konsep pemberdayaan. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dengan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada.
Namun, pelaksanaan KKN UII angkatan 70 ini menuai keluhan dari sejumlah mahasiswa, terutama terkait dengan masa persiapan yang dianggap terlalu singkat dan kurang matang. Menurut mereka, waktu yang ada tidak cukup untuk mempersiapkan berbagai hal dengan optimal.
Kondisi ini semakin sulit dengan jadwal KKN yang bertepatan dengan masa Ujian Akhir Semester (UAS) bagi mahasiswa Arsitektur dan Teknik Lingkungan, serta masa remedial bagi mahasiswa Teknik Sipil. Kondisi ini menambah tekanan bagi mahasiswa yang harus membagi fokus antara menyelesaikan kewajiban akademik dan mempersiapkan program KKN. Banyak mahasiswa yang merasa terbebani dengan dua tanggung jawab besar dalam waktu yang hampir bersamaan. Hal ini kemudian memunculkan keluhan dari sejumlah mahasiswa FTSP yang merasa bahwa persiapan KKN kali ini tidak cukup memadai, baik dari segi waktu maupun koordinasi yang kurang optimal.
Salah satu mahasiswa dari Program Studi Teknik Lingkungan, Sajid, menjelaskan kendala yang dihadapi saat pelaksanaan survei lokasi KKN di tengah padatnya agenda UAS. Menurutnya, pada masa akhir UAS terdapat banyak tugas akademik yang harus diselesaikan, sementara unit KKN mahasiswa diminta untuk melakukan survei lokasi dengan anggota lengkap. Kondisi ini menyulitkan mahasiswa untuk meluangkan waktu guna mengenal lokasi KKN, memahami profil desa, serta merancang program kerja yang sesuai.
“Cuma kalau beberapa kendala kemarin ya itu, masalah yang disuruh survei pas masa UAS, padahal pas masa UAS tuh lagi ada banyak tugas yang dikasih pas akhir-akhir deket UAS tu, bikin maket, bikin perancangan, bikin ini itu segala macem, jadi pas masa-masa UAS dari tanggal 13-24 tu kan banyak sekali agenda, jadi pas mau nyempetin waktu ke survei itu agak agak susah gitu lho, yang dimana pada saat itu disuruh wajib satu unit buat dateng, biar tau lokasinya dimana, profil desanya gimana biar nanti nentuin program ke semua unit bisa.” Kata Sajid, Minggu (27/01/2025).
Selain itu, seorang mahasiswa dari Program Studi Teknik Sipil yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa persiapan KKN kali ini dinilai kurang matang. Menurutnya, salah satu kendala utama yang dihadapi selama masa persiapan adalah tabrakan antara jadwal remedial dan KKN. Waktu yang terbatas, mengingat KKN dilaksanakan saat liburan, menyebabkan beberapa anggota unit kesulitan membagi waktu antara remedial dan kegiatan persiapan KKN. Hal ini berdampak pada kesiapan yang kurang optimal, sehingga kurang memungkinkan mahasiswa untuk langsung diterjunkan ke lokasi dengan persiapan yang matang.
“Untuk kesiapan KKN ini sendiri saya rasa persiapannya kurang matang dan kendalanya selama masa persiapan KKN ini terkendala oleh tabrakan jadwal remedial dan juga kesiapan kendala waktu, jadi KKN ini kan dia ngambil waktu liburan dan juga tabrakan sama remedial, jadi ada beberapa anak dalam unit itu terkendala di bagian remedial tabrakan pada jadwal juga KKN dan kesiapan lainnya, jadi kesiapannya kurang lebih belum terlalu matang untuk diterjunkan langsung ke lokasi.” Ujar salah satu mahasiswa Teknik Sipil yang enggan disebutkan namanya.
Pendapat berbeda disampaikan oleh seorang mahasiswa dari Program Studi Teknik Lingkungan, Hangga, yang mengungkapkan bahwa persiapan KKN tidak menghadapi kendala yang berarti, baik dalam aspek akademik, non-akademik, maupun kelembagaan. Menurutnya, waktu persiapan KKN sudah cukup dan tidak terkesan mendadak, sementara survei lokasi juga tidak menjadi kendala bagi mahasiswa.
“Seberapa siap terkait persiapan secara individu, kalau dari saya sendiri sudah siap. Karena memang rencana saya, saya sudah mempersiapkan terkait pelaksanaan KKN di periode dua. Kendala apa saja yang ada selama masa persiapan, sebenarnya kalau dari saya pribadi terkendala terkait akademik maupun non-akademik atau terkait kelembagaan, tidak ada kendala sama sekali, karena dapat berjalan beriringan. Apakah selama persiapan KKN mengganggu aktivitas kuliah? Itu sangat tidak, karena di persiapan KKN juga persiapan yang gak terlalu mendadak menurut saya. Walaupun ditabrakan dengan UAS atau Ujian Akhir Semester, tapi menurut saya tidak sama sekali menjadi kendala untuk mempersiapkan KKN.” Kata Hangga, Senin (10/02/2025).
Dalam penjelasan lebih lanjut, Hangga mengatakan, “Mungkin kalau terkait kendala waktu survei di desa sebelum KKN, dari aku sih enggak ada ya, karena kalau dari kami ini, aku khususnya, kami lebih fleksibel. Mungkin dari kebijakan DPL itu beda ya. Terkait kedatangan atau kehadiran. Kalau di aku, DPL ku setahu saya, itu memang diharapkan untuk hadir. Tapi tidak diwajibkan. Tapi diharapkan untuk hadir.”
Mahasiswa berharap KKN UII angkatan 70 dapat lebih baik dalam berbagai aspek, mulai dari desain atribut yang lebih modern, penyusunan jadwal yang mempertimbangkan kesibukan akademik, hingga transparansi dalam pembagian unit KKN antara tematik dan reguler. Selain itu, mereka menekankan pentingnya persiapan yang lebih matang serta pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang suportif agar KKN tidak sekadar menjadi formalitas. Manajemen waktu juga menjadi perhatian utama, mengingat seringnya agenda lain yang berbenturan dengan kegiatan KKN. Oleh karena itu, mahasiswa menilai bahwa pembagian waktu yang baik dan penentuan skala prioritas yang jelas dapat membantu kelancaran pelaksanaan KKN ke depannya.
Narasi: Alya Citrarini dan Muhammad Rafi Alamsyah