PENDAHULUAN
Lembaga Pers Mahasiswa SOLID Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (LPM SOLID FTSP UII) merupakan suatu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam ranah jurnalistik di dalam tingkatan fakultas sebagai representasi dari keadaan kemahasiswaan yang berada di FTSP UII. SOLID berdiri pada tanggal 8 agustus 1967 bernama majalah TEKNIK yang merupakan cikal bakal dari LPM SOLID dan PROFESI (menurut Nur Hidayah). Tetapi nama “SOLID” sendiri muncul tahun 1992.
Dalam perkembangannya SOLID pernah menempati beberapa babak dalam percaturan perkembangan UII. Semua ini terjadi karena perkembangan dari UII sendiri, sering sekali dalam Fakultas Teknik (FT) dipecah dan disatukan kembali. Sehingga bila kita bagi perjalanan SOLID menjadi dua babak sejarah yaitu dalam sejarah Fakultas Teknik dan dalam Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Sejarah SOLID dalam Fakultas Teknik
Perkembangan demi perkembangan serasa begitu sangat menetukan, karena dalam sejarahnya perkembangan merupakan hal yang bisa dijadikan tolak ukur untuk mengarah ke dalam perubahan yang lebih baik lagi. Sejak dibentuknya FT pada tahun 1964, pemikiran kritis mahasiswa sangatlah membutuhkan wadah yang dapat menampung semua pemikiran kritis serta aspiratif. Pada tahun 1967 terbentuklah wadah pemikiran tersebut dengan nama majalah TEKNIK.
Pada mula pembentukan FT yang terdiri dari jurusan Teknik Sipil yang kemudian berubah menjadi FTSP, Teknologi Tekstil yang kemudian berubah menjadi Fakultas Teknologi Tekstil yang nantinya membawahi jurusan Teknologi Industri. Tetapi dalam perkembangannya ditambah dengan jurusan Arsitektur yang baru saja didirikan (9 Nopember 1992). Tetapi pada dasarnya dalam hal ini, terdapat hubungan yang erat sekali antara FT yang ada di UII dan sesuai perkembangan yang terjadi sehubungan dengan perpecahan dan penyatuan FT.
Karena persoalan klasik, berawal dari permasalahan dana yang “mepet” sehingga tidak dapat mencukupi lagi dalam pembuatan ketiga majalah tersebut dan juga agar dicapai efektifitas dan efesiensi dalam kerja pengurus. Menyebabkan tiga majalah terbitan FT tidak dapat terbit sejak tahun 1989. Dalam masing-masing jurusan tersebut mempunyai media/majalah. Teknik Sipil dan Arsitektur diwakili oleh ULTIMATE (yang dulunya adalah TAKE-OFF), Teknik Manajemen Industri mempunyai INDUSIA, sedangkan untuk Teknik Teknologi Tekstil di wadahi oleh KEMATEK. Tetapi hebatnya dalam tiga majalah tersebut mempunyai satu struktur/keorganisasian yang sama. Pengurus dari ketiga media ini adalah Fathurohman (T.Sipil 1983) sebagai Pemimpin Umum, dengan Pemimpin Redaksi oleh Supriyatno (T.Sipil 1984) dengan Redaktur Pelaksana Supriyatno untuk ULTIMATE, Indra untuk INDUSIA dan salah seorang untuk KEMATEK.
Akhirya, pasca peristiwa UII berdarah (Geger UII) di tahun 1989 (dengan terbunuhnya Slamet Saroyo sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS), dan ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FTS) seluruh lembaga kemahasiswaan di T.Sipil ikut mati suri. Akhir tahun 1990-an, pasca teman-teman yang terlibat UII berdarah keluar dari rumah tahanan, Lembaga Kemahasiswaan kembali menggeliat. Sedikit demi sedikit kelembagaan mulai menata diri dengan terpilihnya M.Sabillillah (T.Sipil 1985) sebagai ketua BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) FT, Umar Suko sebagai Ketua Senat FT dengan membawahi 4 jurusan; T.Sipil, Arsitektur, T.Industri dan T.Tekstil. Namun terbentuknya kembali kedua lembaga ini tidak memberikan pencerahan lebih terhadap aktifitas kemahasiswaan secara keseluruhan.
Pembentukan LPM SOLID FTSP UII
Pada awal tahun 1992, terjadi verifikasi keuangan besar-besaran di kelembagaan tingkat Universitas yang diketahui ternyata ada uang Lembaga Pers Mahasiswa untuk FT yang tertahan di Universitas karena tidak adanya lembaga tersebut (mati suri). Maka atas inisiatif Toni (T.Industri 1986) yang menjabat Bendahara BPM FT 1990-1992, dengan menghubungi Supriyatno “Supri”, menggelar Sidang pembentukan LPM kembali di lingkungan FT. Maka oleh Supriyatno mengumpulkan kembali para aktifis-aktifis Pers Teknik Sipil yang tersebar dimana-mana. Amris Azizi (T.Sipil 86, sekarang dosen di Universitas Muhammadiyah Purwokerto) di Majalah SWA dan majalah kepemudaan Muhammadiyah, Utomo Dwi Harsanto “Tomo” (aktivis LPM HIMMAH T.Sipil 1987) di Majalah HIMMAH UII dan M. Rudy Sulaksana “Rudy” (T.Sipil 1987, aktivis mahasiswa di luar kampus UII, seperti di lembaga budaya YUDISTIRA, Forum Jalanan Yogyakarta dan Komunitas Fotografer Muda Yogyakarta yg dipimpin ROY SURYO) untuk kembali ke kampus menggarap LPM FT.
Akhirya melalui diskusi panjang pada hari Sabtu sampai Minggu, akhir Februari 1992 (tanggalnya masih belum diketahui), di daerah Gejayan, Kepuh, GK 2, bertempat di rumah sewa (kost-an Supriyatno) Supriyatno dibantu M.Shalahudin (T.Sipil 1987) yang menjabat di Senat sebagai koordinator Penelitian dan Pengembangan menggelar MUSYAWARAH ANGGOTA LPM (MUSANG LPM) yang pertama kalinya, dengan diikuti oleh siapa saja mahasiswa yang ingin ikut dan terlibat dalam pembentukan LPM dengan syarat :
1. Anggota dan atau Pengurus LPM
2. Mahasiswa yang pernah menulis di media massa dengan pembuktian tulisannya di media
3. Mahasiswa yang pernah mengikuti Training Jurnalistik dengan bukti Piagam kesertaannya dalam Training tersebut.
Penyebab lain yang mana mendukung adanya LPM di FT adalah:
1.Mahasiswa dalam hak bicara dan bersuara, tidak mempunyai suatu lembaga yang dapat
meyalurkan aspirasi dan informasi dalam bidang studi masing-masing jurusan
2. Membuka wacana lingkup antar jurusan di kampus FT pada saat itu.
Dalam MUSANG tersebut terjadi perdebatan yang panjang khas aktivis mahasiswa jaman itu “pakai banting-banting meja kursi segala”. Hal ini (menurut Shalahudin) karena terjadi tarik ulur pada visi dan misi LPM FT yang hanya meletakkan Islam sebagai pijakan untuk melangkah, bukan sebagai dasar kelembagaan. Padahal pada saat itu HMI Komisariat T.Sipil sangat menguasai forum, terlebih lagi Shalahudin sebagai Pimpinan Sidang yang notabene wakil ketua HMI Komisariat Teknik Sipil dan Arsitektur, justru mengarahkan yang berbeda dengan anggota Komisariat yang lainnya. Shalahudin melakukan hal tersebut karena berpikiran rasional apabila LPM sebagai sebuah lembaga pers harus berpikir lebih plural, yaitu sosial kemasyarakatan sebagai dasar perjuangan mahasiswa untuk perubahan sedangkan Islam untuk landasan kegiatannya. Karena pada saat itu kekuatan mahasiswa mulai bangkit kembali terhadap tirani Soeharto (Presiden RI saat itu).
Hal-hal inilah yang menjadikan ketakutan para penolaknya, karena dengan demikian LPM FT akan berhaluan kiri alias sosialis, padahal kiri (komunis) sangatlah berbeda dengan sosialis. Hal ini juga disebabkan trauma UII berdarah, yang kalau diselidiki lebih jauh terjadinya tragedi tersebut bukanlah untuk perubahan bangsa dan negara ini, tetapi cenderung untuk kepentingan individu yang tidak jelas dasarnya.
Memang pengusung-pengusung visi kemasyarakatan tersebut kebanyakan teman-teman yang kecewa dengan HMI FT yang hanya bisa “beronani”, berani berbicara hanya di lingkungan UII saja (itu pun hanya persoalan perkampusan dan monopoli ke-HMI-an), namun persoalan masyarakat pada umumnya atau masalah kemahasiswaan di luar UII mereka diam seribu bahasa dan “ompong”.
Akhirnya LPM pun terbentuk juga walapun tanpa memiliki AD/ART, karena sudah 2 hari perdebatannya tetap stagnan (ini mengingat pembiayaan yang masih berhutang kepada BPM sebesar 5 jutaan). Untuk mengambil jalan tengah antara kemasyarakatan dan ke Islaman sebagai dasar, maka dipilihlah Fadillah Rusdi (T.Sipil 1989) yang aktivis Masjid Sudirman, Kolombo, Yogyakarta sebagai Pemimpin Umum. Dipilihnya aktifis masjid ini untuk menjembatani keinginan kelompoknya HMI dengan kelompok-kelompok lain.
Akhirnya terbentuklah Kepengurusan LPM FT UII, dengan produk yang belum punya nama. Dengan perdebatan panjang pula akhirnya di setujui nama “SOLID” atas usulan nama Anis Sofyan. Sebelum pemilihan nama “SOLID” ini sebenarnya terdapat beberapa nama diantaranya adalah “HANDASAH”dan “PROGRES”. Menurut Supri mengapa saat itu diberi nama “SOLID” karena adalah penyatuan dari empat jurusan yang berbeda dalam kampus FT menjadi sebuah ikatan yang kuat. Untuk menunjukan betapa solidnya pandangan-pandangan yang berbeda dalam membentuk kembali pers mahasiswa. Beberapa nama sempat muncul, dari Shalahudin dan Yusuf Ahmadi (keduanya Aktifis HMI KOMFAK T.Sipil dan Arsitektur) mengusul “PROGRES” dari kependekan progresif, namun banyak yang menentangnya karena lebih berkesan gerakan mahasiswa yang nantinya akan menimbulkan gesekan yang lebih tajam lagi. Maklum pada saat itu apa-apa yang berbau progresif di indentikkan dengan sosialis-komunis. Inilah yang menjadi awal dari terbentuknya LPM SOLID FT UII.
Sejarah SOLID dalam Fakultas Teknik dan Perencanaan
Seiring dengan perkembangan UII maka diputuskan pada tahun 1992 menurut Surat Keputusan Rektor FT dipecah menjadi dua yaitu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dan Fakultas Teknologi Industri (FTI). Secara otomatis maka SOLID pun harus dipecah kepengurusannya menjadi dua. Karena di dalam tubuh SOLID masih terdapat empat jurusan yang dulunya adalah FT padahal umur SOLID belum genap 1 tahun tetapi harus dipecah lagi. Maka setelah mengalami proses musyawarah diputuskan bahwa FTSP (jurusan Teknik Sipil dan Arsitektur) tetap membawa nama SOLID sedangkan FTI (jurusan Teknik Industri dan Teknik Tekstil) membuat nama LPM-nya dengan “PROFESI”.
Pasca terjadinya pemecahan FT menjadi Fakultas Teknk Sipil dan Perencanaan dan Fakultas Manajemen Industri. Kemahasiswaan pun harus terjadi pemecahan juga akhirnya melalui Musyawarah Anggota Istimewa pada tanggal 16 Pebruari 1993 di Fakultas Teknik Sipil dan Arsitektur Demangan Baru 24. Hasil disahkannya LPM FTSP UII bersekretariat Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan Demangan Baru 24 (Sekarang jadi Magister Agama UII) dan LPM FTI UII bersekretariat di kampus Inisti di Gowok (Sekarang SMU UII). Dan yang menjadi catatan yang perlu diketahui terbentuknya kedua LPM itu menjelang Subuh.
Dengan disahkan pemecahan tersebut maka pada tanggal 17 Pebruari 1993, kedua LPM tersebut meneruskan Musyawarah sendiri-sendiri di tempat yang sama dengan ruang yang berbeda. LPM FTSP membahas AD/ART LPM yang terbengkalai selama kepengurusan lama dan pemilihan Pemimpin Umum yang akhirnya dipilih M. Rudy Sulaksana “Rudy”, dengan visi dan misi yang masih sama dengan LPM yang terdahulu yaitu; FORUM, IPTEK, DINAMIKA DAN SOLIDARITAS, dan juga tetap menggunakan nama “SOLID” sebagai produk utamanya. Sedangkan untuk FTI dipilihlah M. Fadhil Rahman sebagai Pemimpin Umumnya, pada waktu itu nama majalah dan AD/ART belum ditentukan, namun belakangan melalui rapat pengurus FTI memutuskan menggunakan nama PROFESI sebagai brand produknya.
Selanjutnya LPM SOLID yang baru melakukan penjaringan pengurus mendahului lembaga-lembaga kemahasiswaaan lainnya dengan melakukan tes terhadap para calon pengurusnya, terutama tes atas kecakapan menulis dan kemampuan jurnalistik lainnya, hal ini dilakukan agar para pengurus dapat cepat dalam menerbitkan majalah baru, karena SOLID yang lama hanya mampu menerbitkan 1 majalah. Akhirnya terbentuklah kepengurusan baru, pada 1 mei 1993 dilantikklah kepengurusan baru ini. Dengan semangat sebagai pengurus baru, mulailah bekerja untuk meneruskan tradisi menulis di lingkungan mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitektur.
Dalam keputusan rapat pengurus diputuskan tetap membuat majalah triwulanan dengan gaya tulisan dan isi masih mempertahankan terbitan pertama, namun untuk menjembatani keluhan mahasiswa dengan terlalu beratnya materi SOLID yang dalam bentuk majalah serta menjaga intensitas terbitan agar bisa dapat satu atau dua bulan terbit, dilakukan uji coba membuat tabloid “SOLIDARITAS” yang berisikan informasi-informasi sekitar kampus, seperti, tempat kost, puisi, mimbar bebas, dan liputan-liputan kegiatan kemahasiswaan. Tabloid “SOLIDARITAS” digawangi oleh Zaima Mufaniri sebagai Pemimpin Redaksi, tabloid ini juga diperuntukkan sebagai sarana latihan bagi para personil baru dan mahasiswa yang tertarik, namun belum pernah menulis bentuk tulisan jurnalistik yang benar.
Tabloid ini sempat menjadi heboh kala meliput seluruh kegiatan PEKAN TA’ARUF FTSP 1993, karena hanya SOLID-lah satu-satunya yang berani memproduksi Tabloid di lingkungan UII dengan isi yang segar, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa saat itu. Hebatnya semua pembiayaannya bisa dilakukan tanpa mengurangi jatah LPM yang dari Universitas. Pembiayaan penerbitan Tabloid ini oleh donator mantan aktifis mahasiswa seperti Fadel Muhammad. Selanjutnya Tabloid ini bisa intens tiap bulan sementara itu SOLID terus terbit per Triwulanan sampai akhir kepengurusan Rudy di tahun 1995.
SOLID selain berkibar di percaturan pers mahasiswa Yogyakarta semasa M. Rudy Sulaksana. Karena isi-isi dari majalah ini berani bersaing dengan majalah-majalah terbitan luar semacam TEMPO pada saat itu. Hal ini karena isi yang kami sajikan sangat analitik menggabungkan keteknikan dan masalah sosial yang saling mengisi satu dengan lainnya. Bahasannya sangat berat (karena biasa berkutat pada kasus keteknikan) berdasarkan teman-teman di kampus teknik sendiri. Tapi sangat disukai oleh temen-temen di luar FT karena terdapat nuansa lain, tidak selalu membahas masalah teknik yang kebanyakan angka-angka dari rumus-rumus, serta bahasa yang disajikan sangatlah ilmiah populer, bahkan UNISIA yang buletin terbitan para dosen di UII pun menjadikan SOLID sebagai referensi.
1.LPM SOLID FTSP 1993-1995 “Menuju Kampus Terpadu” dan “Malioboro Makin Absurd”
Kembali ke FTSP UII, ada kejadian yang mengenaskan bagi aktifitas LPM SOLID :
1. SOLID dikebiri agar tidak dikenal oleh mahasiswa baru UII, dengan tidak diberi ruang untuk presentasi kelembagaan kepada mahasiswa baru, yang dilakukan secara sistematis oleh SENAT FTSP UII dengan melalui tangan Panitia Pekan Ta’aruf (PETA). Para pengurus masih ketakutan kalau-kalau SOLID akan memasukan paham sosialis kepada mahasiswa baru, yang mengenalkan tentang kelembagaan pers mahasiswa justru orang yang tidak berkompeten pada bidangnya, anggota SOLID tidak satupun yang dimasukkan dalam kepanitiaan. Alhasil, mahasiswa baru tidak ada yang kenal SOLID yang akhirnya menyulitkan regenarasi SOLID.
2. SOLID dibuang dari kampus dengan jalan tidak diberi jatah ruang kemahasiswaan di Kampus Terpadu Kaliurang, akhirnya SOLID masih berkantor di Demangan Baru sementara aktifitas perkuliahan sudah pindah di Kaliurang, akhirnya para pengurus SOLID pun kesulitan bertemu untuk menerbitkan majalah. Namun atas usaha pribadi Rudy dengan maju ke Rektorat meminta jatah ruangan bekas kantor kontraktor WIKA di depan Kampus (sekarang kalau tidak salah jadi APOTEK UII) untuk digunakan kantor dari dua LPM, yaitu FTSP dan FTMI yang juga tidak mendapatkan jatah ruang lembaga. Dengan biaya uang pribadi dan beberapa orang yang dipaksa jadi donator, sperti Pak Munichy, Pak Bachnas, Pak Susatrawan dan Pak Gumbolo (dosen Tekstil) disulaplah kantor kontraktor itu menjadi kantor LPM dan kantor Redaksi dua penerbitan. Yaitu LPM SOLID dan LPM PROFESI.
Keadaan mengenaskan ini justru tidak membuat kami pengurus SOLID 1993-1995 berkecil hati, dengan kedekatan antara dua LPM yang berasal dari LPM yang sama juga yaitu LPM F. Teknik, maka SOLID dan PROFESI membuat Training Metodologi Penelitian dan Jurnalistik yang terbesar di UII pada saat itu, tepatnya pada tanggal 21-24 Oktober 1994 di Parangtritis dengan panitia inti dari FTSP UII dan FTMI UII (cikal bakal FTI UII) yang dibantu oleh LPM Syariah UII, F. Tarbiyah UII, ARENA IAIN SUKA dan PPMY. Ini merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan up to date pada saat itu, karena metodologi penelitian belum masuk dalam kurikulum FTSP maupun FTMI, sementara itu kebutuhan untuk skripsi sudah mengharuskan demikian.
Dari hasil pelatihan tersebut terbitlah satu buletin yang digarap oleh mahasiswa-mahasiswa baru dari kedua fakultas, yang digawangi oleh mantan-mantan peserta pelatihan di Parangtritis. Kedekatan dua LPM ini (SOLID dan PROFESI) akhirnya juga membuat ide terbentuknya KINE CLUB KALIURANG (Kaliurang KINE CLUB), yaitu sebuah forum diskusi yang fokus pada teknologi informasi dan perfilman nasional. Pembentukannya berdasarkan rapat pleno dua LPM serta di Surat Keputusan-kan bersama-sama Pemimpin Umum LPM. Pada pengesahannya KINE KLUB Kaliurang yang juga masuk dan terdaftar sebagai anggota SENAKKI (Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia, yang dibawah koordinasi DEWAN FILM NASIONAL), pada tanggal 11 Desember 1994 diputar Film “Surat untuk Bidadari” karya Garin Nugroho dan “Badut-Badut Kota” karya Ucik Supra di auditorium UII Pusat yang notabene belum jadi. Pada saat itu pula resminya KINE KLUB KALIURANG sebagai Anggota SENAKKI (Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia) oleh Amipriyono (Sutradara dan Bintang Film) dengan Surat Keputusan ditanda tangani oleh Cherul Umam (Sutradara dan ketua Dewan Kesenian Jakarta pada saat itu). Untuk diskusi kelanjutannya di hadiri oleh Adi Kurdi (Bintang Film).
Ada yang terlewatkan dari perjalanan SOLID, di tahun awal-awal 1994 SOLID pernah menggagas PEKAN MALIOBORO yang menjadi embrio FKY (Festival Kesenian Yogkarta). Ini merupakan proyek besar yang sejatinya akan dibiayai oleh HUMPUS Group (milik Tommy Soeharto). Namun Alasan yang sangat politis dari Prof. DR. Zanzawi Soejoeti sebagai Rektor UII, POLWIL DIY, DITSOSPOL DIY, menggagalkan prosesi besar itu. Yang akhirnya paska keruntuhan Soeharto PEKAN MALIOBORO yang pernah kita gagas dilaksanakan oleh Sapto Raharjo (drummer dan budayawan) dengan bungkusan FKY.
Rudy kembali ke kampus hingga meyelesaikan studi, karena temen-temen anggota SOLID yang lainnya sudah terlebih dahulu lulus, seperti Amris Azizi, Yusuf Ahmadi dan Shalahudin. Semoga cerita ini dapat digunakan sebagai refleksi keberadaan Majalah SOLID pada saat itu.
2.LPM SOLID FTSP 1995-1997
Menurut Supriyanto Antok, “untuk tambahan periode 1995-1997 merupakan periode yang hilang, karena beberapa aktivis LPM SOLID FTSP dikejar-kejar oleh rezim Orde Baru karena tuduhan terlibat dalam gerakan PRD, sehingga Supriyanto Antok, Nurhana W.D, Fanni Arifian, Bisma Nusantara, Firman Prakarsa Alam, Ahmad Farid B harus menghilang dari kampus dan otomatis tidak aktif di kegiatan kemahasiswaan. Seram “tenan”, kantor SOLID pernah di datangi intel-intel. Periode aku menerbitkan 1 tabloid SOLIDARITAS dan 2 majalah”.
“Pada saat yang sama, saya sebagai Ketua Kaliurang Kine Klub, membawa nama LPM SOLID dan KKC (Kaliurang Kine Club UII) tahun 1996 dipercaya sebagai satu penyelenggara YOGYA INTERNATIONAL ART FILM FESTIVAL (YIAFF 1996). Jadi SOLID dan KKC UII menjadi tempat untuk diskusi dan memutar film 6 negara Asia Pasific. Waktu diskusi di Auditorium kampus FTSP UII Kaliurang (sekarang dipakai Fakultas Kedokteran) hadir antara lain: Slamet Raharjo, Eros Djarot, Cristine Hakim, Iga Mawarni dan Paquita Wijaya”, tambah Supriyanto Antok.
3.LPM SOLID FTSP 1999-2001 “Kampus Terpadu UII” dan “Teknologi Properti”
Pada saat kepengurusan tahun 1997 sampai dengan 1999, belum ditemukan catatan mengenai bagaimana SOLID pada 2 tahun itu. Hingga saat periode 1999-2001 Pemimpin Umum di kendalikan oleh Sri Widadi dan Pemimpin Redaksi adalah Ida Bagus Ilham Malik tetapi digantikan Henry Christianto. Sedangkan Strukturnya yaitu, Pemimpin Umum, Wakil Pemimpin Umum, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Koordinator Rancang Grafis, Staf Rancang Grafis, Koordinator Fotografer, Staf Fotografer, Koordinator Distribusi dan Periklanan, Staf Distribusi dan Periklanan, Koordinator Dokumentasi/Perputakaan, Staf Dokumentasi/Perputakaan, Koordinator Penelitian dan Pengembangan, Staf Penelitian dan Pengembangan, Magang. Berdasarkan Sidang Istimewa yang digelar tanggal 22 April 2001 mensyahkan kembali susunan kepengurusan guna menghadapi MUSANG LPM SOLID.
Majalah SOLID direncanakan terbit bulan Oktober 2000, pengurus kemudian membuka rekruitmen bagi mahasiswa FTSP untuk menambah jumlah keanggotaan setelah berhasil menerbitkan majalah edisi khusus PETA tahun 2000. Majalah edisi khusus adalah majalah dadakan yang kebetulan berbarengan dengan PETA (Pekan Ta’aruf). Seperti anak yang kehilangan orang tua, tidak ada yang mengerti asal usulnya, yang terpenting adalah membuat majalah dengan berbekal jejak majalah SOLID yang terbit tahun 1995 dan 1997 sebagai acuan. Alhamdulillah, produk SOLID bisa dihasilkan dan tetap berusaha terbit tiap minggunya. Mingguan Landscape ditempel di FTSP, kantor Pusat UII Jalan Cik Di Tiro dan fakultas-fakultas lain yang pendistribusiannya dibantu pengurus yang sekalian lewat ketika pulang dari kampus. Hari Minggu menjadi hari wajib hadir di lembaga (kantor SOLID). Jadi, pengurus pun benar-benar solid, kompak, saling bantu, kerjasama, kerja keras walaupun berbeda karakter tetapi ikatan kebersamaan tinggi dan semuanya itu membuahkan hasil. Siapapun anggota SOLID saat itu pasti dapat merasakan kentalnya rasa kekeluargaan, kebersamaan, yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.
Kantor SOLID menjadi tempat bekerja, rumah peristirahatan, persinggahan bahkan tempat mengerjakan tugas. Ketika itu kantor SOLID masih berada di gedung FTSP lama berdampingan dengan Fakultas Psikologi tepatnya lantai 3 gedung belakang bersamaan dengan kantor DPM dan LEM FTSP UII. SOLID seperti penjaga ruang lembaga karena anggotanya yang selalu hadir dan tidak aneh bagi satpam jikalau malam mengambil kunci, pulang pagi hari sekedar untuk mandi kemudian berangkat kuliah lagi atau tidak ada yang mengembalikan kunci kantor karena pengurus menginap berhari-hari di kantor lembaga.
Dalam perjalanan mengumpulkan puing-puing reruntuhan SOLID sepanjang tahun 2000, pengurus berusaha menerbitkan majalah SOLID dengan slogannya sebagai forum IPTEK, Dinamika, Solidaritas. Dalam menentukan tema-tema yang diangkat terjadi perbedaan pendapat, baik sosial kemasyarakatan sampai yang bernuansa religius. Kondisi keuangan yang minim dana, bermodalkan 1 komputer Pentium II sehingga harus ekstra sabar ketika proses layout, editing, tetapi semangat dan kerja keras pengurus lebih besar dari itu semua. Pada bulan Desember akhirnya terbit majalah SOLID edisi 1/TAHUN XXIV/2000 “Kampus Terpadu UII”.
Acara-acara yang pernah dilaksanakan pada perode ini antara lain Diklat Jurnalistik, Bazar buku di lingkungan FTSP bekerjasama dengan penerbit, diskusi, bedah buku, Kantin PETA 2000, dan lain-lain. Selain itu keikutsertaan SOLID sebagai peserta Diklat Jurnalistik yang diadakan oleh Pers FIAI kegiatan-kegiatan yang diselenggarkan Pilar Demokrasi, Himmah UII, Kognisia-Psikologi, Profesi-Teknologi Industri, dan Keadilan-Hukum, maupun pers selain UII. Bulan Mei 2001 terbit majalah SOLID edisi 2/TAHUNXXV/2001 “Teknologi Properti”. Sebagai majalah terakhir yang terbit selama pengurusan tersebut.
Henry Christianto mengungkapkan, “waktu jaman saya jadi Pemimpin Redaksi, SOLID sudah mulai kembali ke “fungsi” nya, sebagai majalah teknik UII (mencakup T.Sipil, Arsitektur dan T.Lingkungan). Knowledge-knowledge yang penting untuk diketahui dan tidak diajarkan di bangku kuliah mungkin dapat menjadi salah satu daya tarik majalah ini menjadi penting, at least for our student”.
4.LPM SOLID FTSP 2001-2003
Pada Tanggal 24 Mei 2001- 27 Mei 2001 dilaksanakan Musyawarah Anggota LPM SOLID FTSP UII. Terbentuk kepengurusan baru yang sebagian besar pengurus sebelumnya ditambah anggota baru melalui rekruitmen. Produk yang dihasilkan meliputi Landscape terbit 2 mingguan, College (buku Informasi untuk mahasiswa baru bekerjasama dengan panitia PETA 2001), program-program bidang seperti In House Training Layouter, diskusi, bedah buku, Bazar EXPO bekerjasama dengan HMI KOMFAK FTSP, Pelatihan Diklat Jurnalistik se-UII, pelatihan fotografi, dan lain-lain.
Keikutsertaan SOLID pada kepanitiaan OutBound Keluarga Mahasiswa FTSP UII, Panitia Jurnalistik Internet dan Web-Site Tingkat Nasional di UMY tanggal 18-23 September 2001, sebagai Pers yang benar-benar diakui di lingkungan FTSP dengan meliput berita secara bebas ketika PETA 2001. Setelah menerbitkan College kemudian fokus membuat draft majalah SOLID kembali. Sepanjang tahun 2002 semua rubrik telah disetujui dan dalam proses penyelesaian hingga 80 % tetapi terdapat saja kendala-kendala yang belum sampai mengantarkan majalah SOLID ke penerbitan. Tugas-tugas menjelang akhir perkuliahan yang semakin meningkat, KKN, Kerja Praktek. Satu persatu pengurus-pun lulus dan bekerja atau kembali ke daerah masing-masing.
5.Masa Kevakuman SOLID
Sesaat setelah SOLID dengan kepengurusan periode 2001-2003 ini usai, nampaknya kepengurusan setelahnya lebih tidak jelas lagi gaungnya. Ibarat pepatah “Hidup segan, mati pun tak mau” itulah yang dihadapi oleh SOLID. Sepanjang informasi yang didapatkan hanya terdapat beberapa pengurus saja (entah itu menjabat apa) tapi dari mereka lah yang mempertahankan SOLID sampai saat ini. Diantaranya adalah Alif Kusno Hariyadi, Eka Retna, Erlina, Didi, Tika, Iin, Desy, Eko, Bimo dan Jay. Menurut cerita dari Alif (Pejabat Sementara Kepengurusan 2001-2003), mulai tahun 2002 SOLID mulai “sakit-sakitan”. Paling hebat untuk masa itu SOLID hanya terbit untuk buletin-nya saja (Landscape) tetapi setiap OSPEK (Pekan Ta’aruf) SOLID selalu menghadirkan buletin edisi khusus.
Penyebab SOLID menjadi pesakitan sangat kompleks tetapi yang paling utama adalah karena kesibukan pengurus pada saat itu yang telah menemui musim Tugas Akhir, kekurangsiapan untuk proses regenerasi dan akhirnya SOLID pun menemui tidur panjangnya. Sampai-sampai ruangan SOLID sendiri hampir tersita oleh lembaga lain yang lebih eksis daripada SOLID. Hampir-hampir saja sejarah keagungan SOLID tersapu oleh masa.
6.LPM SOLID FTSP 2006-2008
Tetapi akhirnya masa pencerahan untuk SOLID pun datang yang didalangi oleh Alif tepatnya saat kepengurusan SOLID periode 2006-2008 dengan Pemimpin Umum Listika Sari, Sekertaris Umum Nawal dan Bendahara Umum Jumiati. Produk pada periode ini hanya mengeluarkan buletin Landscape sebanyak dua kali dan menciptakan periode selanjutnya yaitu 2008-2009.
Pada saat ini memang jika diibaratkan SOLID membentuk fondasi kembali dari awal karena fondasi yang dulu telah rapuh di makan rayap. Jadi memang benar pada periode ini SOLID tidak terlalu terlihat aktif dalam jajaran kepengurusan.
7.LPM SOLID FTSP 2008-2009
Hasil voting kepengurusan 2006-2008 (bukan hasil Musyawarah Anggota) memutuskan bahwa pada periode 2008-2009 Pemimpin Umum adalah Rohmatullah Aeni (Remet) yang menurut pengalaman adalah simpatisan SOLID saja dan Pemimpin Redaksi Pebry Ardiansyah yang kemudian digantikan oleh Alfian Saleh, pada periode ini sebenarnya hampir saja SOLID vakum untuk kedua kalinya dikarenakan banyak pengurus yang “mangkir” dari tugas-tugasnya. Tetapi atas dasar inisiatif teman-teman pengurus akhirnya memutuskan regenerasi SOLID angkatan 2007 dengan memasukkan teman-teman magang SOLID ke dalam kepengurusan SOLID periode 2008-2009. Dalam periode ini juga SOLID mengeluarkan produknya yaitu berupa Selebaran SOLID (Tentang SOLID) pada waktu PEKTA 2008, Buletin Landscape sebanyak empat kali (Fatwa Haram Rokok, Makrab FTSP dan Rusunawa VS Waktu Kuliah, Revolution FTSP) serta dengan doa mudah-mudahan majalah SOLID dapat tergarap walaupun melebihi target batas waktu kepengurusan karena memang sumber daya manusia SOLID masih minim untuk kerja kejurnalistikan.
Dalam kepengurusan kali ini memang SOLID mulai menambahkan jaringan-jaringan baik itu dalam dunia pers dalam UII maupun dunia pers nasional. Dapat dibuktikan banyaknya surat-surat undangan yang masuk ke dalam kantor SOLID banyak dari luar UII bahkan antar pulau. Jaringan ini dibentuk melewati proses masuknya kembali SOLID dalam kepengurusan PPMI nasional dan juga tergabung dalam FKPM UII (Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Universitas Islam Indonesia) bersama dengan 6 LPM UII lainnya (LPM HIMMAH UII, LPM EKONOMIKA FE UII, LPM KEADILAN FH UII, LPM KOGNISIA FPSB UII, LPM PROFESI FTI UII dan LPM PILAR DEMOKRASI FIAI UII). Selain hasil-hasil di atas SOLID pada masa ini telah mencoba mengumpulkan kembali runtuhan SOLID masa lampau dalam sejarah yang akan di beri nama “Puing-Puing SOLID”. Keberhasilan lainnya adalah mengumpulkan para alumni SOLID yang telah lama hilang dalam pembentukan grup dan blog melalui suatu sarana media internet. Mengumpulkan dan membuat brand logo yang baru, pembentukan AD/ART baru, Kebijakan Redaksional, pembentukan panitia MUSANG, Bedah Buku (Sketsa-Sketsa Sosial) dan juga pembentukan buku putih mengenai tata cara Rancang Grafis.
Disamping itu SOLID juga membantu dalam pembentukan sebuah LPM baru di lingkungan UII yaitu tepatnya di fakultas MIPA walaupun realisasinya belum ada. Hasil-hasil ini membuat SOLID menggaung kembali di dataran dunia kejurnalistikan nasional, dengan mempunyai beberapa jaringan baik itu dalam dataran Pulau Jawa ataupun luar Pulau Jawa. Ini merupakan suatu prestasi yang patut untuk dipertahankan agar nantinya SOLID tidak mengalami kevakuman kembali.
“Memang untuk SOLID kepengurusan kali ini terasa begitu berat sekali karena aku mengibaratkan kami adalah tumbal dari kepengurusan yang lalu, kami hanya ditinggalkan ruangan yang berukuran 25 meter persegi saja. Untuk masalah ilmu kami hanya dibekali pelatihan IHT dari HIMMAH (Rohmatullah Aeni, Zaidan Rusyadi, Rio Priwibowo dan Robby Cahya Prasetya). Itupun yang aktif cuma dua orang saja. Sedangkan dari arah kelengkapan lembaga hanya ditinggali buletin dua produk walaupun produk yang satunya entah kemana. Jadi, memang untuk kepengurusan kali ini SOLID membentuk fondasi awal lagi yang dulunya sudah runtuh. Tapi kami tetap semangat karena kami ingin memajukan SOLID seperti yang telah diperjuangkan para leluhur kami dulu”, ungkap Rohmatullah Aeni.
“Aku memang “Pembantu” umum bukan Pemimpin Umum, tapi aku adalah “pembantu” yang menelurkan calon-calon pemimpin pengganti idealis leluhur SOLID”, tambah Rohmatullah Aeni selaku Pemimpin Umum.