“Doa Sunyi Untuk Dunia Yang Terlalu Ramai”

Ilustrasi Oleh Luthfi Mahendra

Dibentuk pada pertengahan tahun 1980-an di Abbingdon School Oxford oleh Thom Yorke, Johnny Greenwood, Collin Greenwood, dan Phillip Selway. Mereka membentuk sebuah grup musik dengan nama yang awalnya adalah On A Friday lalu berubah menjadi Radiohead, karena terinspirasi oleh judul lagu dari Talking Heads dengan judul lagu yang sama. Dimasa sekarang, hampir semua orang mengetahui band ini dengan lagu teratasnya adalah “Creep”. Tapi, kali ini saya tidak akan membahas lebih jauh mengenai perjalanan karir atau Sejarah band tersebut dengan lebih mendalam, melainkan sebuah lagu “tersembunyi” dari salah satu albumnya yang bertajuk “Ok Computer”, yaitu “Let Down” dari sudut pandang pribadi.

“Let down and hanging around / Crushed like a bug in the ground.”

Saya pertama kali mendengar lagu ini sekitar pertengahan tahun 2022, tepat 2 tahun berlalu setelah masa SMA yang hangat dan pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Saya mulai sering mendengarkan lagu ini setelah mendengar “No Surprises” dan “Exit Music (For A Film)” yang juga masih bagian dari album “Ok Computer”. Sejauh ini, “Let Down” menjadi “sahabat” yang dapat senantiasa menemani bagaimanapun kondisinya.

Saya masih saat ingat pertama kali mendengar lagu ini terdapat sebuah perasaan melankolis, hampa, dan kesedihan mendalam pada setiap nadanya. Namun, belakangan saya sadari bahwa “Let Down” bukan sekedar lagu untuk mereka yang depresi dan bingung dalam hidupnya. Lebih dari itu, lagu ini adalah sebuah ungkapan kekecewaan universal terhadap hidup dengan tetap mempertahankan sepercik harapan didalamnya.

“Transport, motorways, and tramlines / Starting and then stopping / Taking off and landing”
“The emptiest of feelings / Disappointed people”
“Clinging on to bottles / And when it comes / It’s so, so disappointing”

Diantara riuhnya kota, pada benderang lampu yang menyilaukan mata, bising transportasi yang memekakkan telinga, dan tekanan yang kadang tak masuk akal adanya, acap kali kita sebagai manusia merasa seperti bergerak tapi tidak benar benar berjalan kemana mana. Seolah olah hidup adalah rangkaian rutinitas yang kian monoton, dan kita berada didalamnya. Pasif, terbawa arus, dan tak tahu arah. Hingga pada suatu titik kita terdiam dan berpikir “kemana perjalanan ini membawaku pergi?” atau “kapan perjalanan ini berakhir?”.

Orang orang yang datang dan pergi silih berganti, kepalsuan hubungan antar individu, kondisi global yang dipenuhi peperangan, dan pemerintah yang kian semena mena dalam membuat kebijakan, kadang hanya menambah kita merasa seperti teralienasi, terasing dari realitas dunia yang fana ini. Memaksa kita mencari pelarian sementara dari semua kecewa, benci, marah, sedih, dan kebingungan yang melanda.

“Let down and hanging around / Crushed like a bugs in the ground”
“Shell smashed, juices flowing / Wings twitch, legs are going”

Lalu, “Let Down” hadir sebagai sebuah lagu yang menangkap perasaan tersebut dengan jujur dan menyakitkan. Lagu ini menjadi salah satu rilisan lagu Radiohead yang paling menyayat dan paling sepi. Anehnya, saya merasa, disaat yang sama lagu ini juga menjadi salah satu lagu yang rasanya paling “manusiawi”. Penggunaan majas simile dan hiperbola yang menggambarkan kebuntuan dalam hidup sebab kecewa yang menjadikan kita melayang lalu jatuh dan hancur ditanah selayaknya serangga. Karena seluruh permasalahan dan kekecewaan itu pada akhirnya terkumpul menjadi satu. Meledak dan menghancurkanmu yang lalu “kepingan tubuhmu” tercerai berai diatas permukaan tanah.

“One day iam gonna grow wings”

Lantas, setelah segalanya terjadi dengan cepat dan terburu buru, setelah semuanya sirna dan berlalu, lagu ini menyelipkan sebuah harapan ambigu, lirih, nan ringkih didalamnya. Tergantung bagaimana pikiranmu bekerja, setelah melewati krisis dalam hidup, apakah kita akan menyerah hingga tiba waktunya kita “terbang” dijemput kematian, atau tetap menjaga secercah harapan agar bisa “terbang” menjemput kebebasan.

Pada akhirnya, lagu ini adalah sebuah mahakarya yang multi interpretasi dan kontemplasi sederhana didalamnya. Lirik yang sarat makna, vokal yang menciptakan efek dreamy, serta instrumen yang seperti roller coaster, menjadi kombinasi sempurna dari sebuah lagu untuk saya dengarkan saat lelah melanda. Dinikmati seraya memejamkan mata, saya merasa lagu ini menjelma selayaknya sebuah novel atau pertunjukan drama dengan genre tragedi. Penuh adegan jatuh bangun sebuah karakter utama di sebuah cerita. Selain itu, lagu ini juga mengingatkan saya dengan legenda “Kotak Pandora” dalam kisah Yunani kuno.

Perlu saya bilang bahwa saya bukanlah seseorang yang piawai apalagi mahir dalam dunia permusikan. Saya yakin diluar sana masih banyak lagu yang lebih baik dan lebih bagus dari ini, baik dari segi lirik, vokal, maupun instrumental. Tapi, mungkin, lagu ini bisa menjadi salah satu alternatif untukmu yang sedang dilanda kecewa, didera luka, dan dirundung nestapa.

Lagu ini seperti tempat berlindung dan beristirahat sejenak atas segala krisis, kecewa, dan kepura puraan dalam rutinitas panjang selama ini. Sebab, mungkin, terkadang kita terlampau bosan dengan kata kata motivasi atau kalimat pengguruan. Kadang, kita hanya perlu dimengerti. Kabur dari segala hal yang selama ini menjatuhkan, menekan, serta menghancurkan diri. Kembali belajar mengenal luka, mendefinisikan hidup, dan mengingat cara menjadi manusia seutuhnya. Tidak dengan teman atau dalam keramaian, tapi dengan diri sendiri dalam kesunyian.

Akhir kata, “Let Down” dengan segala kemurungan, frustasi, dan alienasi atas kondisi sosial didalamnya, seakan akan dapat memahami dan menggambarkan hal tersebut secara menusuk dan jujur apa adanya. Menurut saya, lagu ini seperti doa sunyi dalam dunia yang terlalu berisik, serupa lentera ditengah hidup yang kian nircahaya, selayaknya nyala api ditengah dinginnya dunia, atau semacam pelukan hangat nan lembut ditengah alienasi sosial dari manusia. Dan semua itu, berhasil dieksekusi oleh Radiohead dengan sempurna.

Penulis : Bagas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *