Tagar #BoikotTrans7 Meledak! Tayangan TV Dituding Hina Pesantren

Ilustrasi: Zaella T. Fahriza

 

“Santrinya minum susu aja kudu jongkok emang gini kehidupan pondok?kyai nya kaya raya ,tapi umatnya yang kasih amplop”.  Judul tersebut dianggap melecehkan dan merendahkan martabat pesantren ataupun kyai yang di anggap menjadi panutan. Sebagai respon terhadap tayangan tersebut , Tagar #boikottrans7 dengan cepat menjadi viral di media social, Banyak pengguna yang menyuarakan kekecewaan dan kemarahan mereka terhadap isi dari tayangan yang dinilai merusak nilai nilai kebudayaan dan ajaran pesantren.

Sebagian warganet terutama santri santri, Meminta dewan pers mencabut izin siaran Trans7 jika stasiun televisi swasta ini tidak menghapus program Xpose Uncensored. Mereka menganggap trans7 telah melecehkan pondok pesantren tersebut, Maka tak heran, seruan boikot pada Trans7 menguat. Ribuan warganet, khususnya dari keluarga besar pesantren, Alumni Lirboyo, dan simpatisan NU, Melampiaskan kekecewaan mereka dengan memviralkan tagar #BoikotTrans7, menuntut pertanggung jawaban dan tindakan tegas dari pihak stasiun televisi.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Kediri secara resmi mengeluarkan pernyataan yang mendesak Trans7 untuk meminta maaf dan melakukan klarifikasi dalam waktu 1×24 jam. Jika tidak direspons, LBH Ansor menyatakan siap menempuh jalur hukum bersama Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL). Selain itu  Gelombang dukungan bagi santri Lirboyo datang dari berbagai daerah. Alumni pesantren di luar Kediri, seperti Jombang, Nganjuk, dan Pasuruan, ikut menyuarakan solidaritas lewat media sosial.

Menanggapi gelombang kritik dan desakan publik yang masif, Pihak Trans7 menunjukkan respons cepat dengan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Pernyataan resmi itu dipublikasikan melalui keterangan tertulis pada Selasa pagi, 14/10/2025, yang diunggah di akun media sosial resmi mereka Dalam pernyataannya, Pihak Trans7 mengakui adanya kekeliruan dan keteledoran dalam proses penayangan.

“Sehubungan dengan tayangan/pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program ‘Xpose Uncensored‘ Trans7, pada tanggal 13/10/2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan Keluarga Besar PP. Lirboyo,” bunyi penggalan keterangan resmi dari pihak Trans7.

Sebagai langkah nyata, Permintaan maaf juga telah disampaikan secara langsung kepada salah satu putra KH. Anwar Manshur, yaitu Gus Adib. Pihak trans7 juga akan mengirimkan surat permohonan maaf secara resmi kepada pengasuh pondok pesantren, sebagai wujud keseriusan dan komitmen untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Kejadian di siaran televisi tersebut menuai berbagai pro dan kontra dikarenakan ada yang membela televisi dan juga tidak sedikit yang membela pondok pesantren tersebut, Kasus ini menjadi pembelajaran bagi industri penyiaran untuk lebih berhati hati dalam membuat konten atau tayangan dan selalu menghormati atau menjaga nilai-nilai keagamaan serta budaya yang ada, karna dari dampak yang di akibatkan dari konten atau siaran dapat membuat kericuhan di kelompok masyarakat terutama santri pondok pesantren dan kyai.

Narasi: Rehan Kurnia Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *