Semangat Juang Munir dan Melihat Keadaan Mahasiswa Masa Kini Pada Talkshow ‘Cinta Munir’

Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM UII) menyelenggarakan Talkshow yang bertajuk “Mencintai Munir” pada selasa siang (8/8) yang di bertempat di Gedung Sardjito Kampus Terpadu UII. Talkshow ini diadakan untuk mengenang semangat perjuangan sang martir Alm. Munir Said Talib yang yang tewas pada 19 tahun lalu dalam perjalanannya menuju ke Belanda untuk melanjutkan studinya. Diketahui, Alm.Munir adalah seorang aktivis Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang berani mengawal dan menyuarakan kasus-kasus pelanggaran HAM berat dan membela korban pelanggaran HAM. PUSHAM UII dalam postingan nya di instagram mengatakan bahwa “ ‘Mencintai Munir’ merupakan cara paling ampuh untuk tetap merawat sejarah perjuangan dan dedikasinya pada masa lalu dalam memori sosial hari ini dan di masa depan.

Tiga pembicara turut meramaikan acara ini. Mereka adalah Suciwati (istri Alm.Munir), M.Busyro Muqoddas (Dosen FH UII), dan Ita Fatia Nadia (Ketua Ruang Arsip dan Sejarah Indonesia). Suciwati selaku istri dari Alm.Munir menceritakan kisahnya dengan sang suami mulai dari perjalan hidup, kisah romantisme, sampai kisah keberanian Alm.Munir dalam menyuarakan kebenaran, membela pembungkaman kasus pelanggaran HAM berat sampai akhirnya Menjadi korban pelanggaran HAM. Semua kisahnya dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul “Mencintai Munir” yang juga di pamerkan pada acara tersebut.

Ita Fatia Nadia selaku sahabat dekat Alm.Munir juga menceritakan kisahnya dengan Alm.Munir dan menyatakan bahwa peluncuran buku “Mencintai Munir” adalah bentuk gerakan sosial. Namun di tengah-tengah diskusi beliau menyampaikan kritik terhadap terhadap keadaan mahasiswa masa kini berdasarkan hasil riset nya. Beliau mengungkapkan bahwa “kebiasaan mahasiswa sekarang lebih senang berlama-lama untuk bermaingame sehingga kurangnya kebiasaan membaca buku begitu juga dengan gaya hidup Hedonisme yang lebih mementingkan gaya hidup tinggi sehingga mengakibatkan eksklusifitas akan individu dan kelompok hal ini dapat berujung kepada kepekaan sosial karena tidak adanya kemauan untuk berbaur dengan masyarakat luas dan berjejaring luas”.

Beliau juga menyarankan kepada mahasiswa jaman sekarang untuk membiasakan kegiatan membaca, membuka ruang diskusi, dan berjejaring luas agar bisa merespon isu sosial untuk disuarakan dan diperjuangkan bersama-sama. Dari saran tersebut, beliau membandingkan keadaan mahasiswa pada jamannya berkuliah. “Pada jaman saya kuliah dulu di UGM tidak ada mahasiswa yang melakukan kegiatan belajar di kelas, semua turun kejalan untuk melakukan aksi”. Hal ini diungkapkan Ita Fatia Nadia pada diskusi “Cinta Munir”.

M.Busyro Muqoddas sebagai pembicara dan juga Dosen FH UII menyampaikan pandangannya mengenai keadaan yang terjadi saat ini “Dulu untuk menghentikan seseorang harus dengan cara seperti yang di alami Alm.Munir, tetapi saat ini dengan cara di kasih kursi, posisi, ataupun jabatan seseorang sudah bisa hentikan”. Ungkapnya pada acara tersebut. Menurut beliau hal ini dapat mengubah orientasi mahasiswa dalam menjalani peran dan fungsinya. 

Talkshow ini membawa harapan bahwa pemuda dan masyarakat dapat mewarisi keberanian Alm.Munir dalam menyuarakan kebenaran dalam menghadapi keadaan sosial sekarang.

Narasi: Achmad Fauzan M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *