( Pekik Derita Jurnalis Muda )
oleh : Zain
Nyawa ini harus kembali hadir
hidupnya segan matipun tak mau
mati tertikam pisau pisau ketidak-tahuan
bagimana kehilangan arah membuat macet mesin ketik jurnalis muda
tidak ada hasil yang tercetak pada 4 triwulan hitungan
budaya apatis terjun bebas kejantung mahasiswa-mahasiswa muda
ketajaman tulisan harus membersihkan hati dan akal pikirnya
yang terlanjur mengotori sendi-sendi inti manusianya
telinga-telinga kembali hadir ketika mesin ketik telah dihidupkan
rumput-rumput pikir sarjana muda harus ditumbuhkan
bukan musik, tarian-tarian, dan pujian-pujian
namun swasembada tulis yang kembali mengakar liar
dari opini, puisi, kritik hingga sudut pandang keadaan
hitung-hitungan angka tidaklah sebuah masalah kawan-kawan
kita..tidak pantas terus begini kawan-kawan
kita gelorakan lagi semangat para patriotik yang hanya meratapi segala kekalahan
kita sastrawan sastrawan pejuang kawan kawan
kita didepan
kita susun lagi barisan jurnalis yang telah lama hilang
kita tunjuki mereka arah kebenaran
kita nyalakan api keadilan bagi semua orang
prisa prosa yang telah lama kita tuliskan
dan naskah naskah drama yang dulu pernah kita tampilkan
dan puisi puisi etika yang kita senandungkan adalah sebuah tesis kebijaksanaan dan kebenaran
bila terus menghitung beban tak akan ada peranan juang
lagi pula
kita sudah buktikan
segala premis premisan
aksioma aksiomaan
abstraksi abstraksian dan teori teorian
pemikiran mereka penuh hayalan dan kepalsuan
semua itu bisa kita batalakan
kita bergerak kawan kawan
bersama sama
bahu membahu
serentak serempak
kita bunuh semua keraguaan
jangan diam, diam berarti pengkhianatan
tak ada up stand
up silent adalah kebencian
ini perang penghabisan
Allah bersama kita
dia telah pastikan kita menang
Percayalah dan yakinlah
Aku bersama kalian
Puisi ini ditulis 1 April 2020 pada pertemuan pertama Anggota Magang LPM SOLID FTSP UII. Pertemuan itu dihadiri oleh Bang Uqi, Bung Dewa, Kawan Ega, Kawan Aisha, Kawan Andifa, Bung Dede , Bang Bagas, dan Aku. Semata-mata kutulis untuk memantik api Press calon Jurnalis Muda. Puisi ini sedikit banyak terinspirasi dari puisi Mas Fikar W Eda, Kepada kawanku di Jalan Keheningan dan juga dinamika yang ada pada Internal LPM SOLID UII.